
Memasuki usia 40 tahun, tubuh mengalami berbagai perubahan yang kadang tidak terasa secara langsung. Banyak penyakit kronis mulai berkembang secara perlahan di usia ini tanpa menunjukkan gejala yang jelas. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi kunci untuk mencegah kondisi yang lebih serius di masa depan.
PAFI LIWA (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) menekankan pentingnya skrining kesehatan bagi masyarakat yang berusia 40 tahun ke atas. Melalui skrining, seseorang dapat mengetahui kondisi kesehatannya lebih awal dan melakukan langkah pencegahan atau pengobatan yang tepat waktu. Hal ini selaras dengan misi PAFI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan preventif, bukan hanya pengobatan setelah sakit.
Berikut adalah daftar lengkap skrining kesehatan yang disarankan oleh PAFI LIWA untuk Anda yang telah memasuki usia 40 tahun.
1. Skrining Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah “silent killer” karena sering tidak menunjukkan gejala, tetapi bisa memicu serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Skrining tekanan darah sebaiknya dilakukan minimal satu kali setahun.
PAFI LIWA mengingatkan bahwa tekanan darah normal idealnya di bawah 120/80 mmHg. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka di atas normal, sebaiknya konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.
2. Cek Gula Darah (Skrining Diabetes)
Diabetes tipe 2 sering kali berkembang tanpa gejala yang jelas. Dengan bertambahnya usia, risiko terkena diabetes meningkat, terutama jika ada riwayat keluarga atau pola hidup tidak sehat.
PAFI LIWA menyarankan pemeriksaan kadar gula darah puasa (GDP), gula darah sewaktu, atau HbA1c sebagai bagian dari skrining rutin. Pemeriksaan ini penting untuk mencegah komplikasi seperti kerusakan saraf, ginjal, dan penglihatan.
3. Pemeriksaan Kolesterol
Kolesterol tinggi tidak hanya menyerang orang bertubuh gemuk. Orang dengan berat badan normal pun bisa mengalami kolesterol tinggi jika pola makannya tidak seimbang.
PAFI LIWA menganjurkan pemeriksaan profil lipid yang mencakup total kolesterol, LDL (kolesterol jahat), HDL (kolesterol baik), dan trigliserida. Pemeriksaan ini idealnya dilakukan setiap 1–3 tahun, tergantung hasil awal dan faktor risiko lainnya.
4. Skrining Kanker Usus Besar
Kanker usus besar adalah salah satu kanker yang paling sering menyerang orang berusia di atas 45 tahun. Padahal, jika terdeteksi dini, kanker ini sangat bisa diobati.
PAFI LIWA menyarankan dua jenis skrining yang bisa dipertimbangkan: tes darah samar (FOBT) dalam tinja setiap tahun, atau kolonoskopi setiap 10 tahun jika hasilnya normal. Jika ada riwayat keluarga dengan kanker usus, skrining bisa dimulai lebih awal.
5. Skrining Kanker Payudara dan Serviks (untuk Wanita)
Untuk wanita usia 40 ke atas, pemeriksaan payudara dengan mamografi sangat penting untuk mendeteksi kanker payudara secara dini. Sementara itu, tes Pap smear dan HPV test tetap diperlukan untuk deteksi dini kanker serviks.
PAFI LIWA mendukung kampanye deteksi dini ini dan mendorong kaum wanita untuk tidak menunda skrining yang penting ini. Mamografi bisa dilakukan setiap 1–2 tahun, dan Pap smear setiap 3 tahun atau sesuai rekomendasi dokter.
6. Skrining Kanker Prostat (untuk Pria)
Pria berusia 50 tahun ke atas, terutama yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan PSA (Prostate-Specific Antigen) secara berkala.
PAFI LIWA menyatakan bahwa deteksi dini kanker prostat memungkinkan pengobatan lebih efektif dan mencegah komplikasi berat. Diskusikan dengan dokter apakah tes PSA sesuai untuk Anda.
7. Pemeriksaan Fungsi Hati dan Ginjal
Organ-organ seperti hati dan ginjal mungkin mengalami penurunan fungsi seiring usia. Pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) dan fungsi ginjal (kreatinin, laju filtrasi glomerulus/EGFR) bisa dilakukan secara berkala untuk memantau kondisi organ dalam.
PAFI LIWA menekankan pentingnya pemeriksaan ini terutama bagi yang rutin mengonsumsi obat-obatan jangka panjang atau memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi.
8. Pemeriksaan Kepadatan Tulang (Bone Density Test)
Risiko osteoporosis meningkat drastis setelah usia 40, terutama pada wanita pasca-menopause. Pemeriksaan kepadatan tulang dapat membantu mencegah patah tulang dan kelumpuhan akibat tulang rapuh.
PAFI LIWA menyarankan skrining ini terutama untuk wanita di atas 50 tahun dan pria di atas 60 tahun, atau lebih awal jika ada faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol, atau berat badan rendah.
9. Pemeriksaan Mata dan Pendengaran
Kesehatan indera juga perlu diperhatikan. Pemeriksaan mata membantu deteksi dini glaukoma, katarak, atau degenerasi makula, sedangkan tes pendengaran penting untuk mengetahui penurunan fungsi pendengaran yang sering tidak disadari.
PAFI LIWA menganjurkan pemeriksaan mata setidaknya setiap 2 tahun dan tes pendengaran sesuai keluhan atau anjuran tenaga medis.
10. Pemeriksaan Kesehatan Mental
Kesehatan mental tidak boleh diabaikan. Stres kronis, depresi, dan gangguan kecemasan bisa meningkat seiring usia, terutama karena tekanan hidup dan perubahan hormonal.
PAFI LIWA mendorong masyarakat untuk terbuka mengenai kesehatan mental dan mencari bantuan profesional jika mengalami gejala seperti kelelahan emosional, sulit tidur, atau kehilangan semangat dalam menjalani hidup.
Peran PAFI dalam Skrining Kesehatan Masyarakat
Sebagai bagian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, PAFI LIWA aktif dalam edukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini berbagai penyakit melalui skrining kesehatan. Tenaga farmasi yang tergabung dalam PAFI tidak hanya bertugas dalam pemberian obat, tapi juga sebagai edukator kesehatan di masyarakat.
Melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan, kampanye hidup sehat, dan layanan konsultasi di apotek, PAFI LIWA membantu masyarakat memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin, terutama di usia 40 tahun ke atas.
Menjaga kesehatan setelah usia 40 bukan hanya tentang menghindari penyakit, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup. Dengan melakukan skrining secara rutin, kita bisa mendeteksi berbagai potensi masalah kesehatan sejak dini dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
PAFI LIWA mengajak seluruh masyarakat untuk tidak menunggu sakit dulu baru ke dokter. Mulailah dengan langkah sederhana: cek tekanan darah, periksa gula darah, dan konsultasikan riwayat kesehatan Anda kepada tenaga medis terdekat. Karena kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan skrining adalah salah satu bentuk perlindungan terbaik.